Jakarta, Berita Receh . Sistem dengan model bisnis lintas channel yang menghubungkan operasional bisnis offline dengan online atau omnichanel, dinilai menjadi solusi bagi brand atau pelaku usaha guna memaksimalkan kinerjanya di e-Commerce. Komisaris Sirclo dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (2015-2019), Triawan Munaf mengatakan, sekitar 74,5 persen konsumen tetap berbelanja secara offline dan online saat pandemi. Namun komposisinya tetap banyak memilih berbelanja online. Triawan menjelaskan mengenai pentingnya menerapkan strategi omnichannel.
Pertama, brand membutuhkan sebuah strategi yang mengintegrasikan sumber daya offline dan online mereka. Apalagi, konsumen di Asia Tenggara pun mulai menuntut adanya pengalaman berbelanja yang seamless di setiap platform.
Selama beberapa tahun terakhir, Wearing Klamby selalu menjadi incaran para hijabers, khususnya di momen Ramadan dan Lebaran. Enggak heran kalau setiap koleksi terbarunya selalu terjual habis, bahkan membuat orang rela rebutan demi mendapatkannya.
Berkat kesuksesan penjualan secara online tersebut, Wearing Klamby pun mantap membuka offline store pertama yang terletak di lantai 2 Plaza Indonesia, Jakarta Pusat. Ridho Jufri selaku Owner Wearing Klamby mengungkapkan, “Kalau kita lihat kondisi pandemi ini enggak tahu kapan selesainya, ya. Makanya kalau enggak sekarang, mau tunggu sampai kapan?”
Pemilihan lokasi di pusat perbelanjaan mewah di pusat ibu kota tentunya juga bukan tanpa alasan. Menurut Ridho, hal ini juga bertujuan untuk menaikkan level mereknya. “Selama ini Wearing Klamby dikenal sebagai online shop. Kami ingin brand kami tak dipandang sebelah mata dengan menghadirkan offline store.”
Konsep offline store Wearing Klamby memang bisa dibilang cukup mewah. Desain gerainya dilapisi dengan warna gold yang menjadi simbol kemewahan. Yang menjadikan offline store Wearing Klamby berbeda karena di sini pengunjung bisa mendapatkan prive collection, yakni koleksi premium yang tidak bisa didapatkan melalui online store.
“Dengan demikian, strategi omnichannel menjadi solusi untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang konsisten serta dipersonalisasi,” kata Triawan dalam webinar bertajuk ‘Mendorong Adaptasi Digital Melalui strategi Omnichannel’, dikutip dari keterangannya, Rabu, 27 Oktober 2021. strategi omnichannel, menurut Triawan mutlak harus dikuasai pelaku usaha guna mempersiapkan diri menghadapi perkembangan perdagangan digital di masa depan. Sebab, strategi ini menggabungkan kanal online dan offline mulai dari pembayaran, touch point penjualan, fulfillment & investaris, logistik dan pengiriman, ERP, dan pelanggan. Apalagi menurutnya, pada 2022 diprediksikan bahwa e-Commerce di Indonesia akan bergerak bersama-sama (hand-in-hand) dengan toko offline. Akses untuk berbelanja online pun akan terdistribusi dengan lebih merata dari daerah Jawa maupun luar Jawa. “Tidak dipungkiri, masa depan retel di Indonesia akan menjadi sebuah gabungan antara kanal belanja online dan offline,” tegasnya.
APA SAJA PELUANG BUKA BISNIS YANG CUAN, YUK SIMAK DISINI .